Keadilan Sejahtera


Untuk mengenal tentang “H”, maka pelajarilah A hingga Z. Yaaaa maksudnya untuk mengetahui huruf H; sifatnya bagaimana, gunanya apa, penggunaannya kapan, kita juga harus mengetahui huruf A, B, C, D... Z dan akhirnya kita baru benar2 mengenal huruf H.

Sama... ketika kita ingin mengetahui tentang sebuah gerakan. Maka tidak bisa kita hanya tau geraknya apa, tidak memandang komponen lain dari gerakan itu, seperti tokoh, manhaj, visi misi, sejarah, hakekat, pun hal mendasar seperti nama gerakan tersebut.

Karena itulah saya mencari tau tentang dasar nama: Keadilan Sejahtera. Penasaran :P 
Ini share infonya :
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS 5:8).
 Selanjutnya, manakala ketaqwaan sudah bisa dicapai dengan sebab berlaku adil, maka kesejahteraan hidup yang dicerminkan dari keberkahan dari langit dan bumi akan diberikan oleh Allah Swt, hal ini tercermin dalam firman Allah yang artinya: 
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS 7:96).

HAKIKAT KEADILAN

Ketika keadilan ingin kita tegakkan, maka setiap pejuang atau prajurit keadilan harus memahami hakikat keadilan itu sendiri agar jangan sampai ia ingin menegakkan keadilan tapi justru yang dilakukannya adalah kezaliman. Sekurang-kurangnya, ada tiga hakikat keadilan yang harus kita pahami dengan sebaik-baiknya :

Pertama, kesamaan dalam arti tidak membeda-bedakan perlakuan antara yang satu dengan yang lain sehingga persamaan ini bisa dipahami dengan persamaan hak. Siapapun yang bersalah diperlakukan secara sama dengan hukuman yang sesuai dengan tingkat kesalahannya. Bukan kalau orang penting bersalah dibiarkan saja, sedangkan orang biasa bersalah dihukum dengan hukuman yang melebihi dari tingkat kesalahannya.

Karena itu, Rasulullah Saw pernah menyatakan” Seandainya anakku Fatimah mencuri, akan aku potong tangannya”. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman yang artinya: Apabila kamu memutuskan perkara diantara manusia hendaklah engkau memutuskannya dengan adil (QS 4:58).
Di negara kita? Sepertinya teman2 lebih bisa mengevaluasi dibanding saya.

Kedua, keseimbangan (tawazun)
Keseimbangan bukan berarti kesamaan dalam memperoleh sesuatu, misalnya kesamaan dalam penghasilan. Keseimbangan berarti kesesuaian antara ukuran, kadar, dan waktu. Dari sini kita bisa memahami bahwa dalam keseimbangan jangan sampai terjadi jurang pemisah yang sangat tajam, tidak ada unsur pemerataan, padahal Allah Swt telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya, termasuk pada diri kita dengan keseimbangan yang sangat tepat. Kesempatan diberikan kepada semua orang dalam jumlah yang sama, namun apa yang diperolehnya sangat tergantung pada usaha yang dilakukan. Keadilan dalam arti keseimbangan berarti proporsional. Ketika pembangunan hanya berpusat di tempat tertentu itu namanya tidak adil, karena tidak ada keseimbangan dan ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang berbahaya bagi suatu masyarakat.
Di negara kita? Sepertinya teman2 lebih bisa mengevaluasi dibanding saya.

Ketiga, perhatian kepada hak seseorang dan memenuhinya. Setiap manusia tentu memiliki hak untuk memiliki atau melakukan sesuatu, karenanya hak-hak itu harus diperhatikan dan dipenuhi dengan sebaik-baiknya.  Hak-hak setiap manusia itu misalnya hak untuk hidup, menjalankan agama menurut keyakinannya, memiliki sesuatu, belajar, bekerja, berobat, kelayakan hidup dan jaminan keamanan. Kesemua itu harus diberikan kesempatannya yang sama kepada setiap orang. Karena itu, di dalam Islam kita tidak dibenarkan melakukan pembunuhan tanpa alasan yang benar, mengambil hak-hak orang lain dan merugikan mereka.

HAKIKAT SEJAHTERA

Kesejahteraan merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap manusia, baik secara pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan dunia. Karena itu, setiap manusia harus memahami hakikat kesejahteraan agar tidak salah dalam upaya mencapainya.
Sejahtera adalah aman, sentosa, makmur, selamat dari segala gangguan, kesukaran dan sebagainya. Kehidupan yang sejahtera merupakan kehidupan surgawi, karenanya suatu masyarakat disebut masyarakat sejahtera dan telah mencapai kesejateraan bila memenuhi empat kriteria:

Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Ini merupakan sesuatu yang sangat mendasar bagi kehidupan makhluk yang bernama manusia. Karenya, kemiskinan dan kefakiran yang membuat masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya harus bisa diatasi secara bersama-sama dan setiap manusia harus memiliki motivasi yang kuat untuk berusaha guna mengatasinya. Manakala sisi ini telah terpenuhi, maka masyarakat sejahtera akan terwujud menjadi masyarakat yang memiliki harga diri yang tinggi, tidak mengemis, tidak mencuri apalagi melakukan tindakan kriminal yang lebih membahayakan dalam upaya memenuhi kebutuhan pokoknya.

Kedua, terpenuhinya rasa aman dari gangguan orang atau kelompok lain. Hal ini karena pada masyarakat yang sejahtera tidak perlu lagi ada kecemburuan sosial, karena masing-masing orang dan kelompoknya telah memperoleh apa-apa yang menjadi kebutuhannya. Dari sinilah, rasa aman akan diperoleh, karena nantinya seadainya didapati ada orang yang mengalami kesulitan, yang berkembang adalah semangat ta’awun atau tolong menolong, bukan yang sulit mengganggu orang yang berkecukupan yang membuat hilangnya rasa aman.

Ketiga, terpenuhinya ketenangan jiwa. Hal ini karena pada masyarakat yang sejahtera bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, tapi juga memiliki kekuatan jiwa sehingga setiap persoalan yang terjadi dapat dihadapi dan diatasi sebagaimana tuntunan Islam, apalagi ketaqwaan yang menjadi pangkal dari kesejahteraan akan membuat orang-orang yang menghadapi persoalan akan menemukan jalan keluar dari setiap persoalan, termasuk persoalan ekonomi dengan diberikannya oleh Allah Swt rizki yang tidak terduga, sedangkan bila ia memiliki urusan yang sulit, maka Allah Swt akan memudahkan urusan-urusannya, ini semua merupakan janji Allah Swt untuk siapa saja yang bertaqwa sehingga akan mengantarkan mereka pada kehidupan yang  sejahteraan secara batin.

Keempat, terwujudnya kasih sayang antar manusia, ini merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan mamsyarakat yang sejahtera, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk melakukan konflik dan mengembangkan konflik, karena masing-masing sudah bisa menjalani kehidupan dengan baik dan ini tentu ingin dipertahankan. Hal ini karena, persoalan pada individu atau suatu keluarga dalam masyarakat akan berpengaruh pada anggota masyarakat yang lain, karenanya pada masyarakat yang sejahtera dikembangkanlah rasa kasih dan sayang antar sesama. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” bukan hanya semboyan indah tanpa realisasi.

*sumbernya dari  Ahmad Yani :) matur nuwun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran

Mengelola Keuangan Keluarga #3 : Pembagian Porsi, Tunjangan Dadakan, Tabungan Cair

Resume Buku Personality Plus