Surat Seorang Saudara



Assalaamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Wahai saudaraku seakidah yang belum pernah kulihat dan belum kukenal. Aku memuji Allah Ta’ala yang telah memberikan motivasi kepadamu untuk membaca suratku ini dan saya berharap Anda tetap bersamaku hingga akhir surat ini…
Maafkanlah saya jika Anda menjumpai kekasaran dalam surat ini. Ia tak lebih keluar dari hati yang mengasihi dirimu.

Wahai saudaraku seakidah…

Saya sungguh merasa sedih melihat banyaknya manusia di sekitarku melakukan perbuatan tercela dengan menjalin hubungan yang diharamkan oleh Allah. Hatiku menangis, pertama kali menangisi saudara2 ikhwan dan akhwat. Bagaimana sebahagian mereka telah berani berbicara mesra dengan yg bukan mahramnya? Bagaimana mereka meremehkan maksiat yg mengubur rasa malu? Bagaimana mereka berlalu di jalan untuk menyebar kekejian? Jalan yg diperindah oleh syetan, tetapi diancam oleh Yang Maha Penyayang? Bagaimana mereka menghancurkan pembatas pergaulan yg mulia, yg menjaga agama dan kehormatannya.
Begitukah cara dia mendurhakai agama? Mengapa dia cepat2 ingin menikmati kelezatan yg di haramkan? Seandainya dia mau bersabar tentu akan memperolehnya juga saat setelah pernikahan, di bawah ikatan syara’ yg bersih dan suci.
Dan apakah saudaraku seakidah belum mendengarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa, kaki zinanya melangkah, dan hati zinanya berhasrat serta berharap. Semua itu di benarkan oleh kelamin atau digagalkannya.”

Saudaraku…

Waspadalah, terus menerus berbuat maksiat akan mengakibatkan pandangan bahwa maksiat itu baik. Siapa yg selalu melakukannya maka ia tidak akan melihat keburukannya, sebab telah menjadi kebiasaan baginya, dan dengan melakukannya berulang kali tanpa di sertai permohonan ampun maka akan mengakibatkan matinya hati. Bahkan mungkin ia melakukan dosa besar yg paling buruk tetapi dia tertawa tak peduli, sebab hatinya telah ditutup.
Mengapakah saudaraku seakidah mencari berbagai kenikmatan ini dengan jalan maksiat, sedang Allah telah menghalalkannya dgn jalan pernikahan? Jalan fitrah yg suci. Jalannya orang2 yg menahan diri dari berbagai kemungkaran. Jalan yg dengan hati dan anggota tubuh menjadi bersih. Kenapa usaha keras dan waktu dikorbankan, sehingga seseorang sengsara demi memburu kekasih dan bukan isteri/suami.
Pamer ketampanan/kecantikan adalah langkah kemungkaran kekasih Anda yang pertama. Anda mengatakan, kekasih Anda itu jujur, dia berbeda dengan pemuda/gadis lainnya. “ Dia mengaku kepadaku bahwa dengan gadis2/pemuda2 lain ia hanya sekedar iseng. Bagaimana aku tidak harus mempercayai kesungguhan cintanya ?”
Saya katakan, sesungguhnya seorang pendosa terkadang mengakui dosa2-nya, apakah aku menghormati dan memuliakannya sebab dia telah dengan jujur mengakui dosanya meskipun belum bertaubat ? Bukankan Rasulullah SAW telah memperingatkan dengan keras, “ Janganlah kamu sekali2 masuk kepada wanita2.” [Muttafiq Alaih ]
Dan setiap pemuda/pemudi hendaknya jalan hidupnya tidak meniru sinetron2 atau telenovela murahan yg di persaksikan di hadapan mata. Sungguh sandiwara tidak sama dengan kehidupan nyata.

Saudaraku seakidah..

Suara Anda yang lembut, ungkapan kalimat2 Anda yang indah dan segenap cinta Anda seyogyanya hanyalah Anda berikan kepada seorang laki2/wanita saja. Dia adalah suami/isteri Anda yang shaleh. Dan itu adalah panggilan fitrahmu, juga keluargamu. Jauhkanlah dirimu dari berbagai maksiat dan apa yang di haramkan Allah, seperti film dan nyanyian haram yg bisa menimbulkan nifaq dalam hati.
Perasaan yang ada dalam hatimu untuk kekasihmu bukanlah cinta yang sesungguhnya. Demi Allah,seandainya hatimu penuh dengan cinta kepada Allah, niscaya engkau tidak akan mendapati dalam hatimu rasa cinta kepada tukang maksiat selamanya.
Islam telah melarang di dekatinya faktor2 yang dapat menimbulkan cinta membabi buta pada sang kekasih,di antaranya :
1 “ Cinta akan semakin membara dgn semakin seringnya memandang,bertemu dan bercakap2.” (Imam Al-Jauzi)
2. Mendengarkan syair2 dan nyanyian tentang cinta,sebab ia akan membuai jiwa dengan bayangan orang yang dirindukannya.

Saudaraku seakidah….

Sesungguhnya seorang pemuda yang shaleh, jika hatinya jatuh pada seorang gadis, entah karena mendengar kebaikannya atau karena melihatnya secara tak sengaja, maka ia akan melamar atau berusaha menikahinya.Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “ Tidak tampak dua orang yang saling mencintai seperti [yang sudah terikat] dengan pernikahan.”

Saudaraku seakidah…

Adalah mustahil hati yang cinta kepada Allah pada saat yang sama bercinta pula dengan lawan jenisnya. Salah satu daripadanya harus keluar dari hati.Kedua macam cinta itu tak mungkin bertemu dalam satu hati. Dan siapa yang mencintai selain Allah maka ia akan disiksa dengan cinta kepada selain-Nya itu. Dia akan selalu merasa sengsara. Jika sang kekasih jauh, ia menangis karena rindu. Jika dekat, ia menangis karena takut berpisah. Dan pikirannya selalu sibuk tentang sang kekasih, hatinya selalu sibuk dengannya, sibuk dengan pikiran2 yang dangkal.
Kembalillah pada Allah, karena cinta-Nya abadi. Dan jika engkau berniat untuk bertaubat, waspadalah! Karena setan terkadang menghalangimu dari jalan taubat. Ia akan mengingatkan masa lalumu dengan lawan jenismu itu, menakut-nakutimu bahwa engkau tak akan bisa melupakannya sehingga engkau meninggalkan jalan kebenaran dan petunjuk. Jika terbetik godaan2 seperti itu maka segeralah berlindung pada Allah daripadanya. Secara yakin saya katakan, dengan pertolongan Allah, kesedihanmu berpisah dengannya tidak akan berlanjut,ia akan berakhir. Dan ingatlah, bahwa mengulur-ulur taubat merupakan dosa tersendiri yang wajib di taubati.

Saudaraku seakidah...

Akhirnya saya ingin membisikkan sesuatu di telingamu : Anda sekarang berada di masa muda,yang oleh orang2 disebut sebagai “masa penuh bunga.” Berikanlah masa mudamu ini untuk Allah. Demi Allah, engkau akan di tanya tentang lima hal pada hari kiamat,diantaranya…. “Tentang masa mudanya untuk apa ia habiskan.. “ Apa jawaban yang akan Anda berikan ? Karena itu,j angan engkau lewatkan kesempatanmu. Kita harus takut pada masa muda kita ,sebab ia sangat cepat berlalu dari kehidupan kita.
Saudaraku seakidah, janganlah engkau mengkhianati calon suami/isterimu kelak, meskipun engkau belum tahu siapa dia. Pantaskah menjadi seorang suami/isteri, sementara anda berani sebelumnya menjalin hubungan dengan pria/wanita bukan mahram. Tidak, demi Allah, imanmu sendiri lebih utama, dirimu sendiri lebih utama dari itu. Lelaki/perempuan itu namanya tidak tercatat dalam ingatanmu, juga tidak alamat atau nomor telefonnya. Ia hanya deretan sifat2 akhlak baik yang jika terdapat pada diri seorang laki2 yang melamar maka dialah calon suami/isteri. Jika belum ada, maka tidak ada ketergantungan apapun kepada seseorang.

Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh ..


Buku ‘Telefon Cinta’,oleh Ummu Abdirrahman Binti Abdillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Keuangan Keluarga #4 : Tabel Pemasukan - Pengeluaran

Mengelola Keuangan Keluarga #3 : Pembagian Porsi, Tunjangan Dadakan, Tabungan Cair

Resume Buku Personality Plus